Kemajuan teknologi
semakin cepat dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu teknologi yang
mengalami perkembangan pesat adalah teknologi komunikasi yang sekaligus
mendorong arus globalisasi. Komunikasi telah menjadi unsur vital dalam
kehidupan di zaman modern. Semakin banyak manusia, maka semakin banyak pula
komunikasi yang terjadi. Oleh karena itu, para pengembang terus meningkatkan
kemampuan teknologi komunikasi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Perkembangan
teknologi ini terlihat dalam generasi – generasinya yang terus bergerak maju.
Mulai dari generasi pertama yang disebut 1G, lalu 2G, 2.5G, 3G, 3.5G, hingga
yang terbaru 4G. Ada yang disebut GPRS, GSM, EDGE, CDMA, dan HSDPA. Mari kita
berkenalan dengan masing – masing generasi tersebut.
GPRS merupakan
singkatan General Packet Radio Service. GPRS adalah suatu teknologi yang
memungkinkan pengiriman dan penerimaan data. . Penggabungan layanan telepon
seluler dengan GPRS (General Packet Radio Service) menghasilkan generasi baru
yang disebut 2.5G. Secara teori GPRS memberikan kecepatan akses antara 56kbps
sampai 115kbps. Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam bentuk
paket data) yang berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS), Wireless
Application Protocol (WAP)
Kemunculan GPRS
didahului dengan penemuan telepon genggam generasi 1G dan 2G yang kemudian
mencetuskan ide akan penemuan GPRS. Penemuan GPRS terus berkembang hingga
kemunculan generasi 3G, 3,5G, dan 4G. Perkembangan teknologi komunikasi ini
disebabkan oleh keinginan untuk selalu memperbaiki kinerja, kemampuan dan
efisiensi dari teknologi generasi sebelumnya.
- Generasi 1G: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System).
- Generasi 2G: digital, kecepatan rendah sampai menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT. 2G merupakan jaringan telekomunikasi seluler yang diluncurkan secara komersial pada GSM di Finlandia oleh Radiolinja pada tahum 1991.
- Generasi 3G : digital, kecepatan tinggi (high-speed), untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.
- Generasi 3,5G: memungkinkan akses internet yang lebih cepat. Contoh: HSDPA.
- Generasi 4G : merupakan Long Term Evolution (LTE) yakni, evolusi dari teknologi 3GPP dan Ultra Mobile Broadband (UMB) berasal dari 3GPP2, sehingga sulit untuk dibedakan dengan jelas antara teknologi 3G dan 4 G. Contoh: Wimax Mobile Standard.
Pengembangan GPRS
Generasi 2,75G
Generasi 2,75G
dikenal dengan generasi EDGE. EDGE diperkenalkan oleh AT&T di Amerika
Serikat pada tahun 2003. Secara teknis sebetulnya EDGE telah memenuhi standar
3G yang ditetapkan oleh ITU. Teknologi ini dapat mengirimkan data lebih cepat
dari 2.5G.
Generasi 3G
Teknologi 3G terbagi
menjadi GSM dan CDMA. Teknologi 3G sering disebut dengan mobile broadband
karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana
saja. Perkembangan teknologi 3G secara komersial dimulai pada Oktober, 2001,
ketika NTTDoCoMo dari Jepang dengan teknologi W-CDMA menjual produknya untuk
pertama kali secara terbatas. Kemudian disusul oleh SK Telecom, Korea Selatan pada
tahun 2002 dengan teknologi 1xEV-DO, diikuti oleh KTF dari Korea Selatan dengan
teknologi EV-DO. Keberhasilan layanan 3 G di kedua negara ini disebabkan oleh
faktor dukungan pemerintah. Pemerintah Jepang tidak mengenakan biaya di muka
(upfront fee) atas penggunaan lisensi spektrum 3G atas operator-operator di
Jepang (ada tiga operator: NTT Docomo, KDDI dan Vodafone). Sedangkan pemerintah
Korea Selatan, walau pun mengenakan biaya di muka, memberikan insentif dan
bantuan dalam pengembangan nirkabel pita lebar (Korea Selatan adalah negara
yang menggunakan Cisco Gigabit Switch Router terbanyak di dunia) sebagai bagian
dalam strategi pengembangan infrastruktur.
Di Eropa, dipelopori
oleh British Telecom dan Telenor dengan teknologi W-CDMA pada Desember 2001. Di
Amerika Serika jaringan 3G dipelopori oleh Monet Mobile Networks dengan
teknologi CDMA20001xEV-DO, diikuti oleh Verizon Wireless pada tahun 2003. Di
Australia jaringan 3G komersial pertama kali diperkenalkan oleh Hutchinson
Telecommunication dengan nama Three pada bulan maret 2003. Pada bulan Desember
2007 jaringan 3G telah dioperasikan di 40 negara dan 154 jaringan HSDPA telah
beroperasi di 71 negara, dan 200 juta pelanggan telah terhubung melalui
jaringan 3G.
Perkembangan
teknologi 3G mengharuskan pengaturan spektrum secara global, melalui penyediaan
pita (band) yang lebih luas. Adanya teknologi 3G sebagai hasil pengembangan
teknologi generasi kedua, yaitu hasil perkembangan evolusioner, yang masih
menggunakan perangkat jaringan 2G yang diperluas dan hasil perkembangan
revolusioner yang memerlukan jaringan dan alokasi frekuensi yang sama sekali
baru. Secara evolusioner, IMT-2000 telah menerapkan dua macam evolusi ke 3G,
yakni dari 2G CDMA standard IS-95 (cdmaOne) ke IMT-SC (cdma2000) dan dari 2G
TDMA standars (GSM/IS-136) ke IMT-SC (EDGE). Secara revolusioner, IMT-2000
membangun alokasi spektrum yang baru terkait tuntutan saluran yang makin luas.
Generasi 3,5G
Generasi 3,5G
merupakan pengembangan dari 3G yang memungkinkan pengiriman data lebih cepat.
Perbandingan antara 3G dan 3,5G terlihat jelas pada kecepatan transmisinya.
Pada 3G, kecepatan transmisi maksimal 384kbps, sementara pada 3,5G kecepatan
transmisi maksimal mencapai 3,6Mbps. Generasi 3G dan 3,5G mendukung layanan
video call yang memungkinkan penelpon dan penerima saling bertatap muka.
Generasi 4G
Belakangan ini
industri nirkabel mulai mengembangkan teknologi 4G, meskipun sebenarnya
teknologi 4G ini seperti Long Term Evolution (LTE) hanya merupakan evolusi dari
teknologi 3GPP dan Ultra Mobile Broadband (UMB) berasal dari 3GPP2, sehingga
sulit untuk membedakan dengan jelas teknologi 3G dan 4 G. Salah satu teknolgoi
4G yaitu WiMax mobile standard telah diterima oleh ITU untuk ditambahkan pada
IMT-2000, sehingga teknologi baru ini masih digolongkan ke dalam keluarga 3G.
International Telecommunication Union (ITU) sedang mempelajari kemampuan mobile
broadband yang disebut IMT-advanced yang disebut teknologi generasi keempat
(4G). Diharapkan ITU segera melaksanakan penggunaan IMT-2000 (3G) dan IMT-Advanced
(4G), konsekuensinya ITU harus menambah pita baik dibawah 1 GHz maupun diatas
2GHz.
Global System for
Mobile Communications (GSM)
GSM adalah sebuah
teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak
diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini
memanfaatkan gelombang mikro dan pengirimansinyal yang dibagi berdasarkan
waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM
dijadikan standar global untukkomunikasi selular sekaligus sebagai teknologi
selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
Sejarah dan
perkembangan GSM
GSM muncul pada
pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk
seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir
1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang
mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval
untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item
pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah
mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah
pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah
DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi
tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel.
Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan
daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ
kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan
Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular
analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile
Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi
selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia,
tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir
tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan.
Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang
paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Keunggulan GSM
sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G)
GSM, sebagai sistem
telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak
dibanding sistem analog, di antaranya:
Kapasitas sistem
lebih besar, karena menggunakan teknologi digital di mana penggunaan sebuah
kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja sehingga saat pengguna
tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.
Sifatnya yang sebagai
standar internasional memungkinkan roaming mancanegara
Dengan teknologi
digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti
teks, gambar, dan video.
Keamanan sistem yang
lebih baik
Kualitas suara lebih
jernih dan peka
Mobile (dapat dibawa
ke mana-mana)
Bagaimanapun,
keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem
telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia.
CDMA
Code division
multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema
pemodulasian) dan sebuah metodeakses secara bersama yang membagi kanal tidak
berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun
dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan
dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif
dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.
Dalam perkembangan
teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan
generasi ketiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan.
Penggunaan di dalam
telepon bergerak
Sejumlah istilah yang
berbeda digunakan untuk mengacu pada penerapan CDMA. Standar pertama yang
diprakarsai oleh QUALCOMM dikenal sebagai IS-95, IS mengacu pada sebuah Standar
Interim dari Asosiasi Industri Telekomunikasi (Telecommunications Industry Association,
TIA) yang terakreditasi oleh American National Standards Institute (ANSI)[1].
IS-95 sering disebut sebagai 2G atau seluler generasi kedua. Merk dagang
cdmaOne dari QUALCOMM juga digunakan untuk menyebut standar 2G CDMA.
Setelah beberapa kali
revisi, IS-95 digantikan oleh standar IS-2000. Standar ini diperkenalkan untuk
memenuhi beberapa kriteria yang ada dalam spesifikasi IMT-2000 untuk 3G, atau
selular generasi ketiga. Standar ini juga disebut sebagai 1xRTT yang secara
sederhana berarti "1 times Radio Transmission Technology" yang
mengindikasikan bahwa IS-2000 menggunakan kanal bersama 1.25-MHz sebagaimana
yang digunakan standar IS-95 yang asli. Suatu skema terkait yang disebut 3xRTT
menggunakan tiga kanal pembawa 1.25-MHz menjadi sebuah lebar pita 3.75-MHz yang
memungkinkan laju letupan data (data burst rates) yang lebih tinggi untuk
seorang pengguna individual, namun skema 3xRTT belum digunakan secara komersil.
Yang terbaru, QUALCOMM telah memimpin penciptaan teknologi baru berbasis CDMA
yang dinamakan 1xEV-DO, atau IS-856, yang mampu menyediakan laju transmisi
paket data yang lebih tinggi seperti yang dipersyaratkan oleh IMT-2000 dan
diinginkan oleh para operator jaringan nirkabel.
System CDMA QUALCOMM
meliputi sinyal waktu yang sangat akurat (biasanya mengacu pada sebuah receiver
GPS pada stasiun pusat sel (cell base station)), sehingga jam berbasis telepon
seluler CDMA adalah jenis jam radio yang semakin populer untuk digunakan pada
jaringan komputer. Keuntungan utama menggunakan sinyal telepon seluler CDMA
untuk keperluan jam referensi adalah bahwa mereka akan bekerja lebih baik di
dalam bangunan, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk memasang sebuah antena
GPS di luar bangunan.
Aplikasi penting lain
daripada CDMA, mendahului dan seluruhnya berbeda dengan seluler CDMA, adalah
Global Positioning System, GPS.
Fitur CDMA
- Sinyal pesan pita sempit (narrowband) akan digandakan dengan penyebaran sinyal pita lebar (wideband) atau pseudonoise code
- Setiap user mempunyai pseudonoise (PN) code sendiri sendiri.
- Soft capacity limit: performansi sistem akan berubah untuk semua pengguna begitu nomer pengguna meningkat.
- Near-far problem (masalah dekat-jauh)
- Interference terbatas:kontrol daya sangat diperlukan
- lebar bandwidth menimbulkan keaneka ragaman,sehingga meggunakan rake receiver
- Akan membutuhkan semua komputer yang pernah dibuat oleh manusia diatas bumi untuk memecahkan kode dari satu setengah percakapan dalam sistem CDMA
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar