Mimpi “Calon Ibu"

Menjadi seorang ibu adalah mimpi setiap wanita, termasuk aku yang saat ini masih berusia 21 tahun. Bukan sekadar menjadi seorang ibu tentunya, tetapi menjadi ibu yang baik. Kenapa??


Teringat saat aku masih duduk di bangku taman kanak-kanak, jarak sekolah yang cukup jauh,setiap hari ibu mengantarkanku ke sekolah dengan sepeda onthel. Mungkin itu hal yang biasa, tapi setelah diingat lagi, aku merasa beliau adalah seorang superwomen. Bayangkan saja, setelah mengantarkanku ke sekolah, ia kemudian pergi berbelanja ke pasar dengan arah yang berlawanan dari sekolahku. Belum lagi saat aku yang dengan seenaknya meninggalkan topi untuk upacara, betapa kesalnya ibu tapi ia tetap kembali ke rumah untuk mengambil topi itu.

Banyak hal yang keluarga kami lalui saat dahulu masih tinggal di sebuah kamar kos di Surabaya.

Promosi Gratis, Usaha Laris

Siapa yang tidak suka dengan yang gratisan. Bicara tentang uang, semua orang 'agama'nya sama. Yang paling sedikit memerlukan uang, itu yang dipilih. Walaupun kadang tak terjamin kualitasnya. Di era saat ini, kebutuhan manusia menjadi semakin kompleks. Seiringan dengan itu, artinya semakin banyak pula manusia-manusia lain yang akan berusaha memenuhi kebutuhan itu. Di sinilah peluang bisnis tercipta.

Bicara tentang bisnis, khususnya bisnis kecil yang semakin menjamur di mana-mana, misinya adalah "menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin, dengan modal seminimal mungkin". Seolah memahami keinginan itu, kemajuan teknologi mampu memfasilitasinya.

Seorang teman pernah bercerita, esok hari dia akan memulai bisnisnya, yaitu menjual berbagai macam barang yang sebenarnya susah untuk dispesifikasi akibat saking banyaknya macam barang yang ia jual. Ya, menjadi reseller dari beberapa toko besar di sekitaran rumahnya. "Lalu apa modalmu", kutanya padanya. "Cukup dengan facebook, twitter, dan sedikit tambahan waktu luang di rumah. Kalau mau lebih ya bikin blog."

Lima Langkah Menerangi Penjuru Negeri

Jangan biarkan kegelapan terus menyelimuti saudara-saudara kita di manapun mereka berada. Semua orang layak untuk menikmati kehidupan yang 'terang'. Sulit memang, tetapi pasti bisa. Mulai dari sendiri sendiri dan mulai dari sekarang. Beban ini ada di pundak Anda kawan-kawan di PLN. Banyak tugas yang harus dikerjakan, banyak lampu dan masa depan yang harus dinyalakan.
Jayalah selalu PLN.

Sebagai ujung tombak penyedia listrik negara, PLN memiliki tanggung jawab dalam rangka ketersediaan listrik di seluruh wilayah negara. Dengan area Negara Indonesia yang sangat luas ini, tentu tidak mudah untuk mewujudkan hal itu. Listrik kini telah menjadi kebutuhan primer bagi hampir seluruh warga di dunia. Mulai dari yang terkecil,  untuk menyalakan lampu saja misalnya, sudah pasti membutuhkan listrik. Ditambah lagi dengan semua kemajuan teknologi saat ini yang membutuhkan listrik sebagai energi utama. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat di negeri ini yang masih kurang atau bahkan belum menikmati listrik sama sekali sebagai energi penggerak kehidupan mereka.